Lepas dari itu semua, sejak reformasi dimulai tampak ada perkembangan peta pemikiran islam di indonesia. Peta ini jelas menggeser pate lama;terutama sekali ketika dulu ada yang malu-malu kucinh, ada yng terselubung, kini semuanya terbuka. Perubahan yang menonjol adalah terjadinya keterbukaan. Terutama keterbukaan untuk mengimpor gerakan keagamaan dari luar negeri, khususnya Timur Tengah dan keterbukaan untuk menjadi corong Barat.
Secara garis besar, ada 3 kelompok pemikiran islam (menurut Prof.Qodri Azizy, Ph.D) yaitu:
- pola tradisional
- harakah
- liberal
Tapi, ketiga kelompok diatas ternyata tidak memberi solusi. Bukan saja mereka menggunakan suasana kejiwaan terpinggirkan dan menggunakan marketing yang kurang tepat. namun tidak juga memberi jaminan keberhasilan . Justru tidak mampu mengangkat bangsa Indonesia yang mayoritas Islam menjadi sejajar di tengah-tengah percaturan dunia, baik dengan Timur Tengah apalagi dengan Barat. Barat dan Timur Tengah menganggap umat Islam Indonesia pinggiran, sementara bangsa Indonesia dengan membawa label Islam merasa inferior(bermutu rendah).
Kawan-kawan yang seiman, mari kita rubah paradigma negara lain terhadap bangsa kita dengan cara merubah paradigma kita sendiri: "Bagaimana caranya???" caranya adalah dengan pola Integritas(Prof A. Qodri...)
Ada beberapa ciri-ciri yang perlu dibangun dalam pola Integritas:
pertama, psikologi kemerdekaan. Artinya tidak merasa terpinggirkan, merasa dikalahkan, atau merasa kaget. Tidak pula menenpatkan dirinya silau dan terkagum-kagum dengan dunia lain. kedua, Barat harus ditempatkan pada tempat yang wajar.artinya, Barat bukan Syetan bukan mula Malaikat, dan tidak memandang inferior maupun superior. keberhasilan Barat adalah manusiawi, sebagai prestasi atas kerja keras dan kerja smart-nya.dan itupin mereka belajar dari Islam pada abad pertengahan. Ketiga, perlu dikembangkan penilaian yang eklektik, krn Barat berhasil lantaran telah banyak belajar dari Islam. dan karena keuletan orang Barat dan kelengahan Islam, maka kini Barat jauh lebih maju dan menjadi pusat peradaban dunia. Keempat, tradisi lokal bukan musuh atau penghambat dan bukan pula dewa PENYELAMAT. Tapi tradisi dan budaya lokal akan saling pengaruh mempengaruhhi terhadap pemahaman dan praktik ajaran atau nilai-nilai Islam. Kelima, harus berani mengadakan evaluasi hasil pemikiran ulama masa dulu untuk kemudian sanggup memberi jawaban tuntutan masa kini. Keenam, jadikan Al-qur'an dan Sunnah Rasul sebagai pedoman untuk mengantarkan kita kejalan yang sebenarnya. Ketujuh, tidak boleh lepas dari pedoman hidup yaitu Al-qur'an dan sunnah Rasul. Jika lepas dr keduanya, maka umat islam tidak bisa membuktikan kehidipan yang maju, oleh karena tidak atau belum mempraktikkan nilai-nilai Islam itu sendiri. Kedelapan, orientasi ke depan, buka QS. 59:18. Kesembilan, tidak ada doktrin bahwa Arab lebih baik dari non-Arab. Oleh karena itu, sangat mungkin Indonesia mampu mewujudkan keberhasilan.
kalau ini di kembangkan, umat Islam di Indonesia akan berhasil dan mempunyai kedudukan yang imbang dengan siapa saja di dunia. Bahkan mungkin lebih tinggi dari negara lain.
Pesan untuk saudaraku yang membaca ini
Selamat berjuang, jalan ini penuh dengan onak dan duri, tapi kita tidak akan takut untuk menyerahkan jasad ini, darah ini sepenuh ridho di hati. oke....
By: Dra.Nurdiana Ayuayu_bidadarisurga@yahoo.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar