Sabtu, 11 Agustus 2007

BELAJAR DARI KEGAGALAN KOALISI


Meraup suara sebanyak-banyaknya adalah impian semua partai dalam pemilu. Hampir semua cara akan dilakukan, baik cara yang halal maupun yang haram. Mulai dari bakti sosial, sembako murah, black campign, mebagi-bagikan uang, sampai da yang melakukan perselingkuhan politik.
Selain cara yang telah disebutkan, biasanya partai melakukan koalisi untuk mengusung satu tujuan. Tapi apakah koalisi partai ini akan memberikan dampak yang signifikan nantinya pada pemilu/pilkada.
8 Agustus 2007 merupakan jawaban dari pertanyaan itu. 20 partai yang berkoalisi hanya mendapatkan sekitar 52% suara. Apakah ini yang ditargetkan oleh koalisi? Tentu tidak. Mereka seharusnya meraup minimal 75% suara yang ada. Namun pada kenyataannya tidak.
Yang menjadi pertanyaan babgi kita adalah apakah koalisi akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perolehan suara?
Jika kita membangun koalisi yang terdiri dari banyak partai, namun orang-orang yang di bawah dalam hal ini masyarakat tidak diikut sertakan, maka koalisi itu akan percuma. Oleh sebab itu, kekuatan harus dimulai dari tingkat paling bawah di barengi dengan peningkatan kapasitas para petinggi-petinggi baik di partai maupun di sektor lain. Jika tidak di bangun, maka hasilnya akan sama seperti dengan kejadian 8 Agustus 2007 tersebut. Kekuatan yang di atas sudah cukup solid, namun di tataran masyarakat dan lebih diatasnya lagi masih memiliki pemahan yang berbeda.
Untuk itu, koalisi yang dibangun tanpa membangun sebuah pondasi yang kuat akan sama saja dengan rumah yang hanya memiliki pondasi 1 kayu di setiap sudutnya, yang akhirnya akan merubuhkan rumah itu sendiri walau di kemas dalam kemasan yang cantik.
hal ini juga terkait mengenai Koalisi partai yang ada di wilayah Sumatera Utara ini. Apakah koalisi ini dibangun atas dasar kebersamaan dan bersama-sama dengan masyarakat? kalau tidak maka segeralah bangun kolaisi itu mulai dari bawah dan/serta dibarengi koalisi pada tingkat yang lebih tinggi lagi.
8 Agustus 2007 merupakan pelajaran berharga bagi partai politik untuk segera membangun koalisi sampai ketingkat yang paling bawah.

SUKSESKAN PILKADA 2008
JANGAN SAMPAI ANDA TIDAK MENDAPATKAN HAK ANDA


aulia syahid
mujahid_4wl@yahoo.co.id

Selasa, 07 Agustus 2007

Strategi Jitu Ekstra Parlementer (Aplikasikasi Aksi yang profesional)

MANAJEMEN AKSI
Aksi (demontrasi) adalah suatu model pernyataan sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa terntentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional (birokrasi). Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat keputusan untuk melakukan sesuatu.
Latar Belakang dan Tujuan
Umumnya dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode dialog.. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif. Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, para legislator tak dapat memainkan perannya, sehingga rakyat langsung mengambil ‘jalan pintas’ dalam bentuk aksi. Aksi juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi snowball. Dari isu mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan, seperti dalam kasus aksi menuntut mundur Soeharto.
Landasan Hukum
Aksi adalah hak bahkan dalam situasi tertentu dapat menjadi kewajiban. Ia dilindungi oleh UU positif. Selain Declaration of Human Right (freedom of speech), hak aksi juga dilindungi oleh UUD 1945 pasal 28 beserta amandemennya. Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No. 9/1998 tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum. UU ini mengharuskan panitia aksi harus memberikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian setidaknya 3 hari menjelang hari H. Ketentuan lainnya adalah, didalam surat pemberitahuan itu harus ada nama penanggung jawab aksi, waktu pelaksanaan, rute yang dilewati, isu yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk aksi. Selain itu ada juga larangan untuk melakukan aksi pada hari-hari tertentu dan tempat-tempat tertentu. Dalam pandangan aktivis, UU ini pada awal pengesahannya dicurigai sebagai alat untuk mengibiri suara kritis mahasiswa dan rakyat. Dan pada perkembangannya, UU inilah yang digunakan oleh rezim berkuasa via aparat kepolisian untuk mematikan suara oposan, dengan banyak menyeret para aktivis ke penjara.
Kode Etik
Menjaga konsistensi gerakan, beberapa elemen gerakan mahasiswa memiliki kode etik aksi. Kode etik ini pula yang menjadi faktor pembeda aksi yang satu dengan aksi yang lainnya. KAMMI kode etiknya adalah memulai dan menutup aksi dengan doa, tidak membaurkan peserta aksi putra dengan putri, dan tidak mencemooh seseorang dari cacat fisiknya. Faktor pembeda lainnya adalah lirik lagu-lagu perjuangan dan kata-kata pekik teriakan.
MEKANISME LAHIRNYA KEPUTUSAN AKSI
Keputusan aksi sebaiknya didiskusikan secara matang analisis SWOT-nya. Organisasi intra kampus mempunyai mekanisme yang berbeda namun hampir sama dengan mahasiswa ekstra. Di ekstra jalur pengambilan keputusan lebih pendek sehingga keputusan aksi dapat lebih cepat dieksekusi. Secara garis besar mekanisme lahirnya keputusan aksi adalah sbb :
1. Diskusi awal (Tim/Dept. Khusus : kastrat/DKP), dilanjutkan ke:
2. Diskusi Lanjutan (pelibatan kader, (unsur Komisariat jika kebijakan KAMDA,unsur pengurus yang lain jika komisariat), menghadirkan pakar, penerbitan Pers Release), lalu
3. Pembentukan Tim Teknis Aksi
4. Aksi di lapangan
MERANCANG AKSI
Dalam merancang aksi, hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah : planning aksi, perangkat aksi, pelaksanaan, dan kegiatan paska-aksi.
Planning Aksi
Dalam tahap perencanaan aksi, hal urgen yang perlu diperhatikan adalah :
- Tema / Grand Issue
Pilihlah tema atau isu yang sedang hangat menjadi bahan pembicaraan (up to date) atau relevan atau sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Kemudian fokuskan, agar informasi atau opini yang hendak dibangun tidak bias.
- Target
Susun target,baik target teknis seperti pencapaian jumlah massa dan blow up media, dan target esensi seperti isu tuntutan aksi. Begitu juga target siapa yang pihak yang hendak dituju.
- Skenario
Seperti halnya film, aksi butuh skenario, yang menjadi acuan bergeraknya aksi. Skenario ini mencakup rute, tokoh orator, happening art, dan acara lainnya. Sebaiknya skenario disiapkan lebih dari satu. Jika ada sesuatu hal di lapangan tak memungkinkan berjalannya sebuah skenario, dapat diganti dengan skenario lain (plan B).
- Massa
Dalam aksi yang mengandalkan massa, strategi penggalangan massa menjadi penting, demikian juga dengan cara mengendalikan massa jika massa berjumlah besar.
- Pemberitahuan
Tergantung pada kebutuhan. Jika kita memutuskan untuk menulis pemberitahuan, maka lakukan sesuai dengan UU No. 9/1998. Begitu juga dengan pemberitahuan kepada media massa (release awal) agar kelak mereka dapat meliput kita.
- Media Interest
Aksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis berita.
- Format
Format atau bentuk aksi adalah pilihan dari banyak bentuk aksi. Pilihannya ada dua, format kekerasan atau nirkekerasan. Sebagai ‘penjaga gawang’ gerakan moral, maka seyogyanya aksi mahasiswa bersifat nirkekerasan. Aksi nirkekerasan ini sangat bervariatif sekali. Dimulai dari aksi diam (bisu), orasi, happening art, aksi topeng, mmogok makan, hingga ke blokade, pengepungan, dan boikot.
Perangkat Aksi
Perangkat aksi adalah person-person yang terlibat dalam suksesnya sebuah aksi. Mereka diantaranya adalah
- Korlap
Koordinator Lapangan adalah pemegang komando ketika aksi sedang berjalan. Peserta aksi harus mentaati setiap arahan dari korlap. Korlap memperoleh masukan informasi dari perangkat lain yang akan digunakannya untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Korlap juga yang bertugas menjaga stamina massa agar tidak loyo dan tetap konsentrasi ke aksi. Korlap bukanlah amanah instant. Ia diperoleh dari proses jangka panjang. Korlap adalah orang paling mengerti tentang isu yang sedang diperjuangkan, sehingga wawasan pengetahuannya dapat dikatakan lebih banyak dari yang lainnya. Korlap dapat juga berorasi.
- Orator
Terkadang diperlukan orator khusus selain korlap, khususnya pada aksi aliansi atau aksi yang melibatkan tokoh. Para orator ini menyampaikan orasi berdasarkan isu yang telah disepakati bersama. Bobot suatu orasi ditentukan oleh susunan kalimat, data up to date, dan kualitas pernyataan sikap.
- Agitator
Agitator adalah pembangkit semangat massa dengan pekik teriakan disela-sela orasi korlap dan orator. Ia juga membantu korlap untuk menjaga stamina massa dengan memimpin lagu dan yel-yel.
- Negosiator
Terkadang diperlukan person yang khusus bertugas untuk melakukan negosiasi. Negosiasi ini dilakukan kepada aparat polisi atau pihak-pihak yang ingin dituju jika aksi di-setting audiensi.
- Humas
Tim Humas adalah salah satu elemen penting aksi. Tim humas bertanggung jawab dalam menjembatani aksi kepada para jurnalis. Mereka membuat pers release. Bobot Pers Release itu dibuat berdasarkan nilai-nilai jurnalistik. Disebut sukses jika media tidak bias memuat tuntutan atau opini yang hendak digulirkan oleh aksi.
- Security/border
Tim ini bertugas menjaga keamanan peserta aksi. Mereka juga wajib untuk mengidentifikasi para penyusup atau aparat yang hendak memprovokasi agar aksi berakhir chaos. Tim ini memiliki bahasa tersendiri yang hanya diketahui oleh sedikit orang dari peserta aksi.
- Dokumenter
Tim ini memback-up tim humas. Tetapi inti tugasnya adalah mendokumentasi aksi dari awal hingga akhir serta membuat kronologis aksi. Dokumentasi ini dengan kamera, handycam ataupun notes. Data ini akan digunakan sebagai bukti otentik jika aksi mengalami kekerasan dari aparat atau massa lain.
- Medis
Tugas ini memang spesifik bagi mereka yang menguasai ilmu medis. Umumnya adalah mahasiswa kedokteran atau mereka yang pernah terlibat dalam aktivitas kepalangmerahan atau bulan sabit merah. Tim ini memberikan pertolongan pertama kepada peserta aski yang mengalami cidera.
- Logistik
Dalam aksi yang disetting lama dan melelahkan. Tim logistik bertugas untuk menyediakan sarana untuk membugarkan peserta aksi seperti air minum, snack dan sound system. Terkadang, mereka juga membuat dan mendesain kertas tuntutan atau karikatur.
- Tim Kreatif
Tim ini memiliki kewenangan untuk mendesain sebuah atraksi seni atau instalasi sesuai amanat hasil musyawarah.
Pelaksanaan dan Pasca Aksi
Saat massa telah terkumpul di tempat yang telah ditentukan, maka korlap sebaiknya tidak langsung memberangkatkan peserta aksi sebelum ada taujih (nasehat) dan doa. Selain itu perlu juga adanya pemanasan (warming up) dengan cara melatih yel-yel atau orasi untuk pencerdasan peserta aksi. Warming-up ini bertujuan untuk mensolidasi peserta aksi. Setelah kompak, solid, dan cerdas barulah aksi dimulai.Saat aksi, peserta wajib menghormati komnado korlap dan turut menjaga keamanan aksi hingga aksi usai. Jika aksi disetting serius atau aksi bisu maka peserta harus menjauhkan dari kegiatan senda gurau dan ketidakseriusan. Seusai aksi, maka peserta menutupnya dengan doa. Evaluasi juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas aksi berikutnya. Tim humas juga memonitoring media untuk memantau keberhasilan blow-up media dan tingkat ke-bias-an tuntutan.
TIPS DAN TRIKS
- Angle foto
Foto dapat berbicara lebih banyak dari kata-kata. Maka desain aksi yang menyediakan angle foto yang baik akan membuat aksi lebih mudah ter-blow up. Misalnya: aksi LSM Pro Fauna yang membuat balon kura-kura raksasa dalam menentang eksploitasi kura-kura sebagai komoditas.
- Kalimat poster
Kalimat poster biasanya juga menjadi incaran fotografer. Pilihlah kalimat yang cerdas namun tetap mencerminkan akhlak seorang mahasiswa. Unik dan kreatif adalah kuncinya. Misal : IMF = International Monster Fund.
- Uniform
Keseragaman pakaian peserta aksi juga dapat menarik perhatian. Pakaian putih-putih, hitam-hitam atau mengenakan pakaian seperti orang utan untuk aksi mendukung keberlangsungan orang utan.
- Propaganda
Propaganda dibuat untuk mencerdaskan masyarakat di sekitar aksi agar mereka mendukung aksi. Jika aksi dipusat keramaian, maka selebaran propaganda dapat menjadi bacaan yang mengusik perhatian.
- Pers release
Selain data 5W+1H, pers release juga disusun dengan kalimat baik dan sudah sesuai dengan bahasa koran, sehingga redaktur tidak banyak mengedit. Adanya tambahan data dan angka dapat menambah bobot release.
- Yel/lagu
Ciptakanlah yel-yel yang khas dan mudah diingat. Lagu bisa diperoleh dengan mengubah lirik dari lagu yang populis. Yel dan Lagu akan memelihara stamina massa.
- Symbolized
Simbolisasi perlu dilakukan untuk mencuri perhatian media jika massa aksi tidak terlalu banyak. Misalnya : aksi membawa tikus ke kantor DPRD untuk menyindir anggota dewan yang tak ubahnya seperti tikus-tikus pengerat.
- Aliansi taktis
Untuk memperkuat posisi tawar, aliansi kadang diperlukan. Aliansi didasarkan pada pertimbangan kesamaan ideologi, atau kesamaan isu , atau kesamaan metode. Jika aliansi ini adalah dari universitas, maka bendera masing-masing universitas wajib untuk ditonjolkan.
- Menghadapi wartawan
Jika jurnalis TV mewawancarai peserta aksi, sebaiknya peserta tersebut mengarahkannya kepada tim humas atau korlapnya agar jurnalis itu dpat mewawancarai person yang lebih valid dalam memberikan keterangan. Ketika di wawancara, demonstran yang efektif merancang pesannya supaya bisa disampaikan secara utuh dalam tempo 10 hingga 15 detik. Setelah pesan disampaikan secara singkat, padat, dan utuh - baru kemudian dilakukan elaborasi. Ini menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa tersiar walaupun mungkin elaborasinya terpotong. Hal ini disebabkan karena spot berita TV sangat singkat, berbeda dengan media cetak yang dapat memuat banyak.Berhadapan dengan wartawan, jauhilah sikap arogan, tampakkanlah sikap ramah dan bersahabat. Sikap arogan membuat wartawan menjaga jarak, bahkan pada titik puncaknya wadah asosiasi mereka akan memboikot setiap kegiatan aksi kita.Beberapa pertanyaan dari wartawan yang bisa diantisipasi oleh setiap peserta aksi adalah:
- Mengapa anda berada disini?
- Apa yang ingin anda capai?
- Apakah demonstrasi ini sungguh-sungguh merupakan solusi?
- Apa yang bisa dilakukan oleh khalayak untuk masalah yang anda perjuangkan?
Tapi yang harus diingat, jangan samapai perencanaan aksi membuat kita kehilangan arah yang terlalu banyak berencana hingga tujuan akhir tidak terealisasi....
konsep bergerak cepat dan berpikir matang merupan ciri kita yang harus membudaya,jika tidak maka budayakanlah
Penutup
Saudaraku...
Beginilah demokrasi mengajarkan kita...
Hingga Kebenaran harus diteriakkan....
Karena Mereka Tuli...
Karena bisikan nurani tak mampu mereka dengarkan
Bersegeralah.......
maksimalkan loyalitas dan kekuatan...
jangan pernah setengah hati dalam perjuangan...
karena dakwah ini panjang
dan tidak butuh orang-orang manja
Kemenangan telah menanti....
hingga dakwah ini terpatri pada legalisasi negri ini...
hingga mereka mendatangi kita di sekret KAMMI
dan bertanya harus diapakan negeri ini,,
hingga tak terdengar lagi terikan-teriakan kebenaran...
karena bisikan nurani telah menerobos telinga mereka
atau hingga kita datang dan mengantikan mereka untuk berkontribusi memperbaiki negeri ini
Besegeralah Saudaraku.....
sampai Jumpa dijalanan....
dijalanan yang bertabur bidadari....
yang dijemput dengan darah perjuangan....
bukan tangis keterasingan,bukan lelah ketiduran
BANGKITLAH...
MUSLIM NEGARAWAN....
KITA TUNTASKAN PERUBAHAN.....
By : Juanda Sukma mas_joean@yahoo.co.id
Koord Div Kajian Strategis
DKP KAMMI daerah SUMUT
sumber : http://sodiqi.blogspot.com

Senin, 06 Agustus 2007

PETA PEMIKIRAN ISLAM

Sejak reformasi tahun 1998, berbicara tentang apa saja menjadi bebas. termasuk mengemukakan ide-ide atau pendapat yang berkaitan dengan islam: sesuatu yang dulu sangat dilarang. ini konsekuensi kebebasan , produk utama reformasi. Tentang islam, bebas berbicara tentang pendirian negara islam, pelaksanaan syariah, sampai pendirian kekhalifahan. Dalam waktu bersamaan, jg bebas untuk melakukan propaganda tentang liberal. Lebih dari itu, tampanya bebas pula untuk mengkritik islam. Namun, tradisi pemikiran yang lama masih tetap pada tempatnya.

Lepas dari itu semua, sejak reformasi dimulai tampak ada perkembangan peta pemikiran islam di indonesia. Peta ini jelas menggeser pate lama;terutama sekali ketika dulu ada yang malu-malu kucinh, ada yng terselubung, kini semuanya terbuka. Perubahan yang menonjol adalah terjadinya keterbukaan. Terutama keterbukaan untuk mengimpor gerakan keagamaan dari luar negeri, khususnya Timur Tengah dan keterbukaan untuk menjadi corong Barat.

Secara garis besar, ada 3 kelompok pemikiran islam (menurut Prof.Qodri Azizy, Ph.D) yaitu:
  • pola tradisional
  • harakah
  • liberal

Tapi, ketiga kelompok diatas ternyata tidak memberi solusi. Bukan saja mereka menggunakan suasana kejiwaan terpinggirkan dan menggunakan marketing yang kurang tepat. namun tidak juga memberi jaminan keberhasilan . Justru tidak mampu mengangkat bangsa Indonesia yang mayoritas Islam menjadi sejajar di tengah-tengah percaturan dunia, baik dengan Timur Tengah apalagi dengan Barat. Barat dan Timur Tengah menganggap umat Islam Indonesia pinggiran, sementara bangsa Indonesia dengan membawa label Islam merasa inferior(bermutu rendah).

Kawan-kawan yang seiman, mari kita rubah paradigma negara lain terhadap bangsa kita dengan cara merubah paradigma kita sendiri: "Bagaimana caranya???" caranya adalah dengan pola Integritas(Prof A. Qodri...)

Ada beberapa ciri-ciri yang perlu dibangun dalam pola Integritas:

pertama, psikologi kemerdekaan. Artinya tidak merasa terpinggirkan, merasa dikalahkan, atau merasa kaget. Tidak pula menenpatkan dirinya silau dan terkagum-kagum dengan dunia lain. kedua, Barat harus ditempatkan pada tempat yang wajar.artinya, Barat bukan Syetan bukan mula Malaikat, dan tidak memandang inferior maupun superior. keberhasilan Barat adalah manusiawi, sebagai prestasi atas kerja keras dan kerja smart-nya.dan itupin mereka belajar dari Islam pada abad pertengahan. Ketiga, perlu dikembangkan penilaian yang eklektik, krn Barat berhasil lantaran telah banyak belajar dari Islam. dan karena keuletan orang Barat dan kelengahan Islam, maka kini Barat jauh lebih maju dan menjadi pusat peradaban dunia. Keempat, tradisi lokal bukan musuh atau penghambat dan bukan pula dewa PENYELAMAT. Tapi tradisi dan budaya lokal akan saling pengaruh mempengaruhhi terhadap pemahaman dan praktik ajaran atau nilai-nilai Islam. Kelima, harus berani mengadakan evaluasi hasil pemikiran ulama masa dulu untuk kemudian sanggup memberi jawaban tuntutan masa kini. Keenam, jadikan Al-qur'an dan Sunnah Rasul sebagai pedoman untuk mengantarkan kita kejalan yang sebenarnya. Ketujuh, tidak boleh lepas dari pedoman hidup yaitu Al-qur'an dan sunnah Rasul. Jika lepas dr keduanya, maka umat islam tidak bisa membuktikan kehidipan yang maju, oleh karena tidak atau belum mempraktikkan nilai-nilai Islam itu sendiri. Kedelapan, orientasi ke depan, buka QS. 59:18. Kesembilan, tidak ada doktrin bahwa Arab lebih baik dari non-Arab. Oleh karena itu, sangat mungkin Indonesia mampu mewujudkan keberhasilan.

kalau ini di kembangkan, umat Islam di Indonesia akan berhasil dan mempunyai kedudukan yang imbang dengan siapa saja di dunia. Bahkan mungkin lebih tinggi dari negara lain.

Pesan untuk saudaraku yang membaca ini

Selamat berjuang, jalan ini penuh dengan onak dan duri, tapi kita tidak akan takut untuk menyerahkan jasad ini, darah ini sepenuh ridho di hati. oke....

By: Dra.Nurdiana Ayuayu_bidadarisurga@yahoo.co.id

Minggu, 05 Agustus 2007

Tim yang solid

sesuatu yang terpenting dalam hidup adalah suatu kesatuan dalam kelompok. Dimana kelompok tersebut terikat dengan peraturan yang sudah di rancang dan disepakati bersama. suatu tim yang solid akan mengantarkan kesuatu tujuan yang sudah ditargetkan. Tanpa tim yang solid, maka akan muncul hal-hal yang negatif ( yang tidak di inginkan,red), kt Ust. syahrul kumara.


Beranjak dari pengalaman pribadi


Sekarang ana berada dalam sebuah tim yang tidak solid, dimana dalam tim tersebut ada salah satu org yang tidak mau memahami yang lain. ketika salah satu personil mengusulkan sebuah solusi atau tawaran yang perlu dibicarakan, selalu dibantah dan ditanggapi dengan kesalahan yang bulat. sehingga strategi-strategi yang sudah dipersiapkan sebelumnya sudah hancur dan bleng seketika. tapi dia tidak pernah menyerah untuk menyusun kembali strategi-strategi yang baru yang akan dibicarakan lagi untuk mengusung dakwah ini. Tapi apalagi yang terjadi? usulan yang ditawarkan kembali dibantah, dan dilontarkan kata yang menyakitkan. Dan akhirnya pertemuan selanjutnya Dia tidak lagi menyusun strategi, dan Dia memilih untuk diam dan mendengarkan hasil akhir yang sudah disepakati. kemudian dia pulang dengan termenung dan menangis sampai dirumah sambil mengadu pada kekasiNya yang mengerti apa masalah yang dihadapi. ingin rasanya Dia lari dari tim itu, tapi Dia berpikir itu bukanlah solusi yang bagus.